Pelatihan Gratis Budidaya Maggot BSF (Black Soldier Fly)
Pelatihan ini diberikan kepada temen-temen difabel yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan karena tujuan utama dari budidaya maggot BSF ini tidak sekedar sebagai pakan alternatif bagi ternak, namun lebih dari itu bagaimana bisa mengolah limbah organik menjadi sesuatu produk yang lebih bermanfaat.
Sebelum pelatihan dimulai peserta melakukan studi banding kepada penggiat budidaya maggot bsf, dalam studi banding peserta melihat langsung proses budidaya maggot bsf
Pelatihan ini diikuti oleh 5 Peserta dari Forkom Pencatu Kab. Ngawi yang dilaksanakan di Rumah Mas Budi Desa Gerih Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi.
Lalat tentara hitam
Sumber dari Wikipedia
| Lalat tentara hitam
| |
|---|---|
| Hermetia illucens | |
| Rekaman | |
| Taksonomi | |
| Kerajaan | Animalia |
| Filum | Arthropoda |
| Kelas | Insecta |
| Ordo | Diptera |
| Famili | Stratiomyidae |
| Genus | Hermetia |
| Spesies | Hermetia illucens Linnaeus, 1758 |
| Tata nama | |
| Sinonim takson | |
Daftar |
Lalat tentara hitam (nama ilmiah: Hermetia illucens) adalah salah satu jenis lalat yang banyak ditemukan di tempat-tempat yang terdapat sampah organik.[2] Larva ini memanfaatkan limbah tersebut sebagai sumber makanannya. Kemampuan larva dalam memakan sampah organik karena dalam ususnya terdapat bakteri selulolitik yang menghasilkan enzim selulase yang berperan dalam hidrolisis selulosa.[3] pemanfaatan sampah organik ini secara tidak langsung membantu mengurangi sampah tersebut sehingga berperan dalam penanganan limbah organik.[3]
Larva
Larva lalat ini diperoleh dari proses biokonversi Palm Kernel Meal. Biokonversi merupakan hasil fermentasi sampah-sampah organik menjadi sumber energi metan yang melibatkan organisme hidup. Proses fermentasi seperti ini dikenal sebagai penguraian secara anaerob. Organisme yang umumnya berperan pada proses biokonversi ini adalah bakteri, jamur serta larva serangga (family: Chaliforidae, Mucidae, Stratiomydae).[4]
Fase hidup lalat tentara hitam rata-rata sekitar 7 hari. Lalat ini hanya minum, dan tidak memakan apa pun. Lalat Black Soldier tidak merupakan vector penyakit seperti lalat sampah yang hinggap di tumpukan sampah. Lalat ini bersih dan bersahabat dengan manusia berdasarkan manfaatnya. Seekor lalat Black Soldier betina mampu menghasilkan 500-900 telur dalam sekali perkawinannya, yang kemudian menetas dan menjadi larva.[5] Larva inilah yang disebut dengan maggot. Dalam sehari seekor maggot mampu mengkonsumsi makanan sebanyak dua kali dari berat beban tubuhnya. Makanan larva adalah sampah sampah organik, dimana sampah organik ini menjadi salah satu permasalahan lingkungan. Dengan adanya maggot yang mengkonsumsi sampah organik, maka didapatlah manfaatnya yakni bisa menekan jumlah sampah organik yang ada di lingkungan kita seperti limbah dapur yakni sisa potongan sayur - sayuran, nasi basi dan sampah organik lainnya. Larva ini memanfaatkan limbah organik sebagai sumber makanannya.
Larva lalat tentara hitam mengandung protein dan asam amino yang lengkap, sehingga dapat digunakan sebagai sumber pakan alternatif yang baik untuk sebagian hewan ternak seperti unggas,ikan, serta sebagian hewan peliharaan seperti iguana, burung berkicau dan hewan peliharaan lainnya. Maggot juga mengandung anti jamur serta anti mikroba sehingga bila diasup oleh ikan akan tahan terhadap penyakit yang disebabkan jamur dan bakteria. Diluar itu, organ penyimpanan maggot yang disebut trophocytes berfungsi sebagai tempat menyimpan kandungan gizi yang ada pada media kultur yang dimakannya.[6]
Alat dan bahan yang digunakan untuk pelatihan ini adalah :
1. Kawat ram ukuran 1/2
2. Waring warna hijau
3. Telur BSF
4. Pelet lele
5. Bak plastik
Peserta dikenalkan mengenai siklus hidup BSF dan cara menetaskan telur BSF, dan setelah pelatihan peserta mendapatkan paket untuk budidaya Maggot BSF seperti : Kawat ram, waring, telur bsf, pelet lele dan bak plastik dan selama 80 hari kedepan diadakan pendampingan, yang tujuannya untuk memudahkan peserta dalam pembuatan kandang bsf, biopon dan lain-lainnya