Hari Bumi Bersama Sampoerna

  

EART DAY 2015
 
Pengalaman yang saya dapatkan selama bekerja di Bekasi yang membidangi Lingkungan kemudian saya berusaha mengedukasi siapapun yang tertarik dalam pengolahan limbah terutama limbah organik.
Tentu kita ketahui bersama disaat orang mendengar kata SAMPAH pasti mengarah pada sesuatu yang bau, kotor, banyak lalat, tidak berguna, bahkan baru mendengar saja secara spontan tangan sudah menutupi hidung, atau ada perubahan di raut wajah yang menandakan "jijik" padahal bentuk fisik dari SAMPAH tersebut belum terlihat. Itulah gambaran sampah. Sehingga saya mencoba melakukan berbagai riset tentang sampah organik bahkan sampai diskusi dengan beberapa pakar tentang alat untuk mengolah sampah organik, membuat beragam bentuk alat pengolahan sampah sederhana. Bahkan saat masih bekerja di Bekasi membangun zero waste konsepnya seperti ini :
  1. Pemilahan sampah dilakukan di skala rumahan dengan memberikan ember plastik sebagai tempat pemilahan sampah organik dan un-organik
  2. Pengambilan sampah dibagi menjadi 3x yaitu : pagi mulai jam 05.00-07.00 pengambilan sampah unorganik, jam 08.00 - 10.00 pengambilan sampah organik padat dan jam 11.00 wib pengambilan limbah organik cair 
  3. Semua sampah yang diambil dipisahkan berdasarkan jenisnya dan diolah
  4. Hasil dekomposisi dari sampah organik menjadi kompos dan hasil fermentasi sampah organik yang menjadi pupuk cair, itu kita aplikasikan pada tanaman pot, tanaman dilahan, maupun tanaman media air
  5. Hasil panen dari tanaman budidaya kita bagikan ke masyarakat yang pemilahan sampahnya sudah betul sebagai bentuk reward dari edukasi yang dilaksanakan, dengan pola seperti ini masyarakat lebih memahami mengenai pemilahan sampah mana yang organik dan mana yang unorganik.
  6. Bahkan untuk sampah unorganik yang di jalan, kita menaruh tempat sampah dari drum untuk sampah selain botol dan keranjang untuk sampah botol. Untuk membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat sampah untuk sampah yang dikeranjang bisa di kelola oleh masyarakat sekitar sebagai bank sampah

Pola penyadaran tentang peduli sampah membutuhkan waktu yang cukup lama dan secara terus menerus, sampai masyarakat memahami dan merasa perlu bahwa pemilahan ini baik bagi dirinya, keluarganya dan masyarakatnya. Pengalaman ini yang kami duplikasikan kepada kegiatan Hari Bumi ini agar masyarakat lebih cinta terhadap lingkungan.

Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan bagaimana memproses sampah organik menggunakan Drum SSO (Solusi sampah Organik) sebuah perangkat yang ditaruh ditempat terbuka dan terkena sinar matahari langsung, dimana alat ini bekerja secara alami mengurai sampah organik menjadi pupuk cair. Sampah yang dimasukkan ke dalam SSO akan diurai oleh Maggot BSF kemudian menghasilkan leachate atau yang biasa disebut dengan pupuk cair. SSO merupakan sebuah alat yang hemat, tidak membutuhkan perawatan, pembalikan saat mengurai sampah organik. Kami sangat berharap SSO ini bisa dikembangkan oleh siapapun yang membutuhkan alat sederhana namun besar manfaatnya sebagai tempat sampah yang multifungsi

Proses pembuatan Solusi Sampah Organik, yang masih dibuat secara manual bersama team

SSO yang sudah jadi dan siap dikirim :
Untuk aplikasi pupuk cair yang dihasilkan dari SSO ini harus di encerkan dulu agar mendapatkan pertumbuhan tanaman baik fase vegetatif maupun generatif dengan cara di kocor melalui tanah atau di spray melalui daun.

Lebih baru Lebih lama